Halaman

Kamis, 16 Februari 2023

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Salam dan Bahagia.


Selamat berjumpa kembali, Bapak/Ibu Guru Hebat. Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini Saya akan menyampaikan Koneksi Antar Materi modul 3.2 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Sebelumnya, Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Edy Susiadi Purnama selaku fasilitator, serta Ibu Siti Sumiyati selaku pengajar praktik yang senantiasa dengan sabar membimbing Saya dalam mengikuti Program Guru Penggerak Angkatan 6.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan pembelajaran khusus dari Koneksi Antar Materi Modul 3.1 ini adalah:

  1. CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
  2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

Pendahuluan

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Dari kutipan tersebut, dapat dikaitkan dengan materi pada modul 3.1 ini tentang pengambilan keputusan, yaitu permasalahan dilema etika, di mana kita sebagai seorang guru seringkali dihadapkan pada dilema pengambilan keputusan dalam kegiatan pembelajaran, misalnya apakah kita mengutamakan ketercapaian/target materi, atau nilai dari sebuah pendidikan karakter.

Nilai-nilai dalam suatu pengambilan keputusan yang saya anut yaitu bahwa pengambilan keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan serta berpihak pada murid. Hal tersebut juga diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk lingkungan sekolah, yaitu terciptanya lingkungan yang aman, nyaman, serta kondusif untuk menciptakan keberpihakan pada murid.

Sebagai pemimpin pembelajaran, maka kita harus dapat menuntun murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya, sehingga murid akan mendapatkan kebahagiaan melalui merdeka belajar. Pengambilan keputusan dalam pembelajaran harus mengutamakan kebutuhan belajar murid, yang dapat dilaksanakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.

Kutipan dari Bob Talbert di atas merupakan sebuah dilema etika, seperti yang dipelajari pada modul 3.1 ini. Menurut kutipan di atas, kita dihadapkan pada dua pilihan yang sebenarnya sama-sama benar, yaitu mengajarkan berhitung, atau pendidikan karakter. Berdasarkan yang dipelajari pada modul 3.1 ini, kita dapat mengambil keputusan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan dilema etika, kita harus memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, tanggung jawab, dan berpihak pada murid.


Koneksi Antar Materi Modul 3.1 dengan Modul 1 dan 2

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Apabila seorang pemimpin dihadapkan peda sebuah kasus dilema etika, untuk pengambilan keputusannya setidaknya harus berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yang disampaikan, yaitu:

  • Ing Ngarso Sung Tuladha: menjadi teladan, memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh orang lain.
  • Ing Madya Manun Karsa : memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka.
  • Tut Wuri Handayani: mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif agar orang lain bertumbuh maju.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Salah satu nilai kebajikan yang menjadi barometer dari nilai-nilai kebajikan yang lain yaitu Tanggung Jawab. Sebuah keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan. Melalui sikap tanggungjawab dari dalam diri, sebuah keputusan yang kita ambil akan mencerminkan bagaimana prinsip diri kita berdasarkan ketiga prinsip pengambilan keputusan, sehingga akan mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem pendidikan.


Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam proses pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Salah satu tujuan kegiatan coaching yaitu menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching antara coach dengan coachee akan terjadi penyelesaian masalah dalam hal ini adalah pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Melalui kegiatan coaching, pengambilan keputusan akan lebih efektif karena keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang. Dengan demikian, keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan, yang pada akhirnya akan mendorong terwujudnya well being dalam ekosistem sekolah.


Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnyaa masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan sauatu keputusan khususnya yang berkaitan dengan dilema etika. Guru yang memiliki kesadaran diri yang baik pasti menunjukkan integritas dan kejujuran dalam pengambilan keputusan. Selain itu, juga memiliki kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan. Dengan begitu guru akan memiliki kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang , budaya, dan konteks yang berbeda-beda. Kemampuan guru untuk mengambil pilihan-pilihan membangun berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis diri sendiri, masyarakat, dan kelompok. Dengan memiliki semua kemampuan tersebut, pada akhirnya keputusan yang diambil atas kasus dilema etika dapat dipertanggungjawabkan.


Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, nilai-nilai yang dianut sebagai seorang pendidik yaitu kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut, maka sebuah keputusan yang diambil diharapkan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip berpusat pada murid serta mendorong terwujudnya iklim pendidikan yang baik di sekolah.


Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Dengan menjalankan prinsip among KHD dan pola pikir inquiry apresiatif diharapkan guru mampu menjalankan peran-perannya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran, artinya juga menjadi pemimpin yang menaruh perhatian penuh pada komponen pembelajaran sesuai kurikulum (baik intra kurikuler maupun ekstrakurikuler), proses belajar mengajar, refleksi dan penilaian otentik dan efektif, pengembangan guru, dan sebagainya. Guru berperan besar dalam membuat lingkungan yang aman, nyaman, menyenangkan, akan tetapi juga menantang murid untuk belajar. Guru diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada kepentingan tumbuh kembangnya murid agar mampu berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.


Apakah tantangan-tantangan di lingkungan anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan anda?

Tantangan-tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan di antaranya adalah adanya pemikiran dari setiap individu atau kelompok yang bertentangan. Dalam lingkungan sekolah, tentu saja selain pihak yang pro, juga ada pihak yang kontra dengan keputusan yang diambil atau kebijakan yang sedang dijalankan. Kadang, kita harus memilih antara beradaptasi dengan lingkungan yang menikmati zona nyamannya, atau teguh pada prinsip kita untuk terus meningkatkan kualitas diri.


Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutudskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbed-beda?

Keputusan yang kita ambil tentu saja berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid, misalnya dalam pemilihan strategi maupun model pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid. Kita dapat membuat keputusan mengenai pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda dengan cara kita kenali, kemudian kita petakan terlebih dahulu mengenai kesiapan, minat, dan profil belajar murid.  Setelah itu, dapat kita susun rencana untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi dengan melakukan diferensiasi konten, proses, maupun produk.


Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran seharusnya dapat mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana. Pengambilan keputusan yang bijaksana memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, tanggung jawab, dan berpihak pada murid untuk memastikan bahwa kehidupan atau masa depan murid adalah yang terbaik dan sesuai dengan harapannya.


Apakah kesimpulan akhir yang dapat anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Berdasarkan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya dan pembelajaran yang ada pada modul 3.1 ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan kita haruslah mendasar pada 3 unsur, yaitu nilai-nilai kebajikan universal, bertanggungjawab terhadap segala konsekuensi, serta berpihak pada murid. Pengambilan kepurusan sebagai seorang pemimpin setidaknya harus berpedoman pada filosofi KHD dengan Pratap Trilokanya, berlandaskan nilai dan oeran guru penggerak, berpedoman pada keberpihakan pada murid melalui pembelajaran berduferensiasi serta pengembangan kompetensi sosial emosional, serta keterampilan coaching yang baik dalam menjalankan langkah-langkah pengambilan keputusan.


Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep yang telah anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut anda di luar dugaan?

Pemahaman saya terhadap materi tentang konsep-konsep yang telah dipelajari di modul ini:
  • Sebuah kasus pengambilan keputusan dikatakan sebagai dilema etika apabila ada dua hal yang sama-sama benar atau mengandung nilai kebajikan saling bertentangan (benar lawan benar), sedangkan dikatakan bujukan moral apabila ada hal yang salah melawan hal yang benar (benar lawan salah).
  • 3 Prinsip pengambilan keputusan: 1) End Based-Thinking (pengambilan keputusan bebrbasis hasil akhir), 2) Rule Based-Thinking (pengambilan keputusan berbasis peraturan), dan 3) Care Based-Thinking (pengambilan keputusan berbasis rasa peduli).
  • 4 Paradigma pengambilan keputusan: 1) Individual vs community (individu lawan kelompok), 2) Justice vs mercy (rasa keadilan lawan rasa kasihan), 3) Truth vs loyalty (kebenaran lawan kesetiaan), 4) Short term vs long term (jangka pendek lawan jangka panjang).
  • 9 Langkah pengambilan dan pengujian keputusan: 1) mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, 2) menentukan siapa yang terliobat, 3) mengumpulkan fakta, 4) melakukan pengujian benar-salah, 5) pengujian benar-benar, 6) melakukan prinsip resolusi, 7) investigsi opsi trilema, 8) buat keputusan, 9) lihat dan refleksikan kembali.
  • Hal-hal yang tidak terduga: 1) apabila dilakukan pengujian benar-salah pada sebuah kasus dan gagal pada uji legal, maka langkah pengambilan keputusan tidak perlu dilanjutkan karena sudah ada pelanggaran hukum, yang artinya kasus tersebut bukan dilema etika melainkan bujukan moral yang merupakan benar lawan salah; 2) ternyata tidak selamanya care based-thinking itu baik untuk diterapkan.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang anda pelajari di modul ini?

Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema. Saat itu dilema etika yang saya alami berdasarkan paradigma individu lawan kelompok. Saat itu saya hanya mengandalkan keputusan berbasis hasil akhir yang sekiranya tidak merugikan kedua pihak. Setelah saya mempelajari modul ini, ternyata sebuah kasus dilema etika perlu diselesaikan dengan 9 langkah oengambilan dan pengujian keputusan, berdasarkan 3 prinsip dan 4 paradigma.


Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin harus berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, tanggung jawab, serta berpihak pada murid. Pengambilan keputusan dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, berdasarkan 3 prinsip dan 4 paradigma.


Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi anda sebagai seorang individu dan anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting mempelajari modul ini sebagai individu maupun pemimpin, di mana untuk mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan harus melalui beberapa langkah dan pertimbangan, sehingga tidak ada pihak yag dirugikan dari keputusan yang diambil. Dengan mempelajari modul ini, diharapkan pada kasus selanjutnya, keputusan yang diambil adalah langkah paling bijaksana dan terbaik.


Demikianlah koneksi antar materi modul 3.1 tentang Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Semoga KAM ini bermanfaat bagi guru-guru hebat, untuk senantiasa memberikann pelayanan yang terbaik dan berpihak pada murid.

Salam Guru Penggerak.
Guru Bergerak, Indonesia Maju.
Salam.

Wassalamualaikum warohmatullohiwabarokatuh.